Selasa, 18 Mei 2021

Budidaya Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram menjadi salah satu agribisnis yang kini tumbuh melesat sebab permintaan pasar yang semakin meningkat

Dilihat dari perkembanganya didaerah khususnya Tanggulun Timur ada beberapa central bisnis jamur dan bisa dikembangkan sebagai bisnis rumahan seperti yang dilakukan oleh keluarga bapak Hasanudin warga asli Tumaritis.




Sungguh menarik kan untuk dikembangkan ?

Hal inilah yang tentu menjadi peluang bagi dulur untuk mengembangkan budidaya jamur tiram dalam skala besar maupun kecil.

Lalu apa saja yang menunjang kesuksesan budidaya jamur tiram ?

Untuk itu, dalam memulai bisnis budidaya jamur tiram dibutuhkan tahapan dan cara yang tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Sebelum memulai proses budidaya jamur tiram, ada beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan yaitu sebagai berikut:

  • Kompor minyak tanah
  • Drum dengan diameter 80 cm dan tinggi 96 cm
  • Rak dengan luas 3 m2
  • pH meter
  • Thermometer
  • Pipa paralon 1 inci sebanyak 300 buah untuk cincin
  • Sprayer/penyemprot
  • Lampu spiritus/bunsen
  • Baskom plastic
  • Sekop
  • Ampas tebu dan serbuk kayu (albasia)  10,5 kg
  • Dedak halus 21 kg
  • Tepung jagung 0,6 kg
  • Pupuk TSP  1 kg
  • Kapur 3 kg
  • Bibit jamur F3 sebanyak 3 botol
  • Alkohol  95% sebanyak 1 liter
  • Kantong plastik transparan berukuran 20x35x0,05 cm sebanyak 300 buah
  • Kertas roti berukuran 10×10 cm sebanyak 300 buah
  • Karet gelang tahan panas sebanyak 600 buah
  • Air bersih 30 liter
  • Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan

Syarat Tumbuh Budidaya Jamur Tiram Putih

Pada lokasi tumbuh aslinya, jamur tiram putih tumbuh dan berkembang di bawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu.

Jamur ini tidak membutuhkan banyak paparan sinar matahari, bahkan pertumbuhannya jauh lebih baik apabila tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Cara budidaya jamur tiram yang paling penting yaitu dengan mengetahui syarat tumbuh jamur tiram. Dengan mengetahui syarat tumbuh jamur tiram, maka jamur tiram akan tumbuh dengan maksimal.

Berikut ini beberapa persyaratan untuk budidaya jamur tiram yang harus Anda perhatikan:

A. Derajat Keasaman (pH)

Budidaya jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH yang mendekati normal yaitu 6,8 – 7,0. Apabila pH terlalu rendah, maka akan menyebabkan pertumbuhan miselium jamur terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menyebabkan kematian pada jamur tiram putih.

Namun apabila pH terlalu tinggi maka dapat menyebabkan sistem metabolisme jamur tidak efektif yang akan berujung pada kematian.

B. Temperature/Suhu

Suhu harus selalu dikontrol dan dijaga untuk mendapatkan pertumbuhan jamur yang baik. Suhu yang diperlukan pada saat inkubasi jamur tiram putih adalah 28 – 30 oC, sementara pada saat pembentukan tubuh buah sampai panen, suhu yang diperlukan berkisar antara 22 – 28 oC.

C. Kelembaban

Kelembaban yang diperlukan agar jamur tiram dapat tumbuh dengan baik adalah sekitar 50 – 60 % pada saat inkubasi.

Sedangkan kelembaban pada saat pembentukan tubuh buah berkisar antara 90 – 95%. Apabila kelembaban kurang, maka substrat tanaman akan mengering.

D. Cahaya

Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya matahari secara langsung. Cahaya matahari yang terkena jamur secara langsung dapat menyebabkan jamur tersebut layu dan ukurannya pun kecil.

Maka dari itu usahakan memberikan cahaya matahari secara tidak langsung pada budidaya jamur tiram. Cahaya matahari tidak langsung sangat bermanfaat dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah. Usahakan agar ada pohon peneduh di dekat bangunan tempat budidaya jamur.

E. Udara

Jamur membutuhkan oksigen (O2) yang cukup agar dapat tumbuh dengan optimal. Jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal.

Tubuh buah jamur yang kekurangan oksigen akan mudah layu dan mati.

Ventilasi udara pada lokasi penanaman jamur tiram sangat penting untuk menjaga pertukaran udara berjalan dengan baik. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang terlalu banyak akan menyebabkan jamur tumbuh abnormal.

Konsentrasi karbon dioksida tidak boleh lebih dari 0,02%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar